Uji Efektivitas Antiinflamasi Ekstrak Rimpang Jahe pada Model Hewan
· Pengujian Antiinflamasi Akut dengan Metode Edema Kaki Tikus Salah satu metode umum untuk menguji efektivitas antiinflamasi ekstrak rimpang jahe (Zingiber officinale) adalah dengan induksi edema kaki tikus menggunakan agen inflamasi seperti karagenan. Dalam model ini, tikus diinduksi dengan karagenan di kaki belakang mereka untuk memicu peradangan akut. Ekstrak rimpang jahe kemudian diberikan secara oral atau injeksi pada kelompok tikus yang berbeda. Pengukuran volume kaki dilakukan pada interval waktu tertentu setelah induksi. Hasilnya menunjukkan bahwa ekstrak rimpang jahe mampu mengurangi edema secara signifikan dibandingkan dengan kelompok kontrol, menunjukkan aktivitas antiinflamasi yang efektif.
· Penilaian Efektivitas pada Model Radang Sendi Kolagen Tikus Model radang sendi kolagen pada tikus digunakan untuk menilai efektivitas antiinflamasi jangka panjang ekstrak rimpang jahe. Tikus diinduksi dengan kolagen tipe II untuk meniru gejala radang sendi rheumatoid manusia. Ekstrak rimpang jahe diberikan secara rutin pada kelompok tikus selama beberapa minggu. Evaluasi dilakukan melalui pengukuran pembengkakan sendi, penilaian histologis jaringan sendi, dan analisis biokimia untuk penanda inflamasi seperti TNF-α dan IL-6. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak rimpang jahe dapat mengurangi pembengkakan sendi dan menurunkan kadar penanda inflamasi, menunjukkan potensi sebagai agen terapeutik untuk radang sendi.
· Studi Efek Antiinflamasi pada Model Peritonitis Tikus Model peritonitis pada tikus, yang diinduksi dengan injeksi agen inflamasi seperti lipopolisakarida (LPS) ke dalam rongga peritoneal, digunakan untuk menguji efek antiinflamasi ekstrak rimpang jahe. Tikus yang diinduksi peritonitis kemudian diberi ekstrak rimpang jahe. Efektivitas antiinflamasi dievaluasi melalui pengukuran jumlah sel inflamasi (seperti neutrofil dan makrofag) dalam cairan peritoneal, serta kadar sitokin pro-inflamasi. Hasil menunjukkan bahwa ekstrak rimpang jahe secara signifikan mengurangi infiltrasi sel inflamasi dan menurunkan kadar sitokin pro-inflamasi, mengindikasikan bahwa jahe memiliki efek antiinflamasi yang kuat dalam model peritonitis
. · Pengujian Aktivitas Antiinflamasi melalui Model Luka Bakar pada Tikus Aktivitas antiinflamasi ekstrak rimpang jahe juga dapat diuji menggunakan model luka bakar pada tikus. Luka bakar diinduksi pada tikus, dan ekstrak rimpang jahe diaplikasikan secara topikal atau diberikan secara sistemik. Efektivitas antiinflamasi dinilai berdasarkan pengurangan edema, kemerahan, dan infiltrasi sel inflamasi di area luka bakar. Selain itu, analisis histologis jaringan luka dan pengukuran kadar sitokin inflamasi seperti IL-1β dan IL-6 dilakukan untuk menilai tingkat peradangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak rimpang jahe dapat mengurangi gejala peradangan secara signifikan, menunjukkan potensi penggunaannya sebagai agen antiinflamasi untuk perawatan luka bakar.